Neuromatematika tidak hanya mempelajari bagaimana otak memahami angka, tetapi juga bagaimana otak mengenali pola dan membuat prediksi. Kedua kemampuan ini merupakan fondasi penting dalam matematika. Bahkan sebelum manusia belajar operasi hitung, otaknya sudah bekerja secara matematis melalui kemampuan dasar: melihat keteraturan dan memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya.

Otak Membangun Dasar Matematika Melalui Neuromatematika

Dalam kehidupan sehari-hari, otak manusia terus menerus mengidentifikasi pola. Ketika kita melihat bentuk berulang, ritme musik, atau pergerakan benda, otak otomatis mengolah informasi tersebut melalui jaringan saraf di visual cortex dan prefrontal cortex. Pola membantu manusia memahami dunia tanpa harus menganalisis setiap detail. Dalam neuromatematika, kemampuan mengenali pola adalah akar dari geometri, aljabar, dan statistik.

Prediksi juga merupakan bagian penting dari matematika biologis. Otak selalu berusaha memperkirakan apa yang terjadi berdasarkan pola sebelumnya. Ketika melihat bola bergerak, otak memprediksi jalur dan kecepatannya meski kita tidak sedang menghitung secara sadar. Ini disebut intuitive physics, yang menjadi dasar matematika dalam otak manusia. Kemampuan ini terletak pada motor cortex, parietal cortex, dan sistem visual yang bekerja bersama.

Dalam konteks belajar matematika, pola dan prediksi memainkan peran besar. Siswa yang mampu melihat pola biasanya lebih mudah memahami aljabar karena mereka dapat melihat hubungan antar simbol. Neuromatematika menunjukkan bahwa proses ini terjadi karena koneksi kuat antara area otak yang memproses visual dan area yang memproses simbol.

Selain itu, kemampuan mengenali pola tidak hanya muncul secara biologis, tetapi juga dapat dilatih. Pelatihan logika, permainan strategi, musik, dan aktivitas seni meningkatkan kemampuan otak memproses pola, yang pada akhirnya memperkuat dasar matematis seseorang.

Neuromatematika juga membantu menjelaskan mengapa beberapa individu memiliki bakat luar biasa dalam matematika. Studi fMRI menunjukkan bahwa otak ahli matematika memiliki aktivitas yang lebih efisien pada area parietal cortex ketika memproses pola dan hubungan abstrak. Mereka tidak hanya menghitung lebih cepat, tetapi juga melihat struktur matematis secara intuitif, mirip seperti seorang musisi yang mengenali harmoni.

Kemampuan mengenali pola juga menjadi dasar dalam pengembangan kecerdasan buatan

Algoritma machine learning bekerja dengan cara mendeteksi pola dari data dan membuat prediksi, sama seperti otak manusia. Dalam hal ini, neuromatematika membantu ilmuwan memahami bagaimana otak mengolah informasi sehingga teknologi AI dapat dirancang lebih efisien dan lebih “manusiawi.”

Kemampuan otak dalam mengenali pola dan prediksi membuktikan bahwa matematika tidak hanya hidup dalam rumus, tetapi dalam struktur dasar pikiran manusia. Neuromatematika menjembatani dunia abstrak matematika dengan dunia biologis otak, menunjukkan bahwa kemampuan matematis adalah perpaduan antara evolusi, persepsi, dan pembelajaran.