Lahan basah, gambut, dan mangrove sering dianggap ekosistem biasa, padahal secara ilmiah mereka adalah penyerap karbon paling efektif di bumi. Ketiganya menyimpan karbon dalam jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan hutan tropis. Ketika ekosistem ini rusak atau dikeringkan, karbon yang tersimpan selama ribuan tahun dilepaskan kembali ke atmosfer dan mempercepat perubahan iklim. Karena itu, perlindungan dan restorasi ekosistem basah menjadi salah satu strategi ilmiah paling penting untuk menjaga kestabilan iklim global.

Mangrove dalam Mengurangi Dampak Perubahan Iklim

Lahan gambut menyimpan lebih dari 500 gigaton karbon, hampir dua kali lipat dari seluruh hutan dunia. Gambut terbentuk dari tumpukan material organik yang membusuk secara lambat di lingkungan basah. Selama tetap basah, karbon terkunci aman. Namun, ketika dikeringkan untuk pertanian atau pembangunan, gambut menjadi sangat mudah terbakar. Kebakaran gambut melepaskan karbon dalam jumlah besar serta menciptakan kabut asap yang berbahaya bagi kesehatan.

Restorasi gambut dengan membasahi kembali area yang kering terbukti mampu mengurangi emisi secara signifikan.

Mangrove: Penjaga Garis Pantai dan Penyerap Karbon yang Kuat

Mangrove tidak hanya melindungi pantai dari abrasi, tetapi juga menjadi penyerap karbon 4 kali lebih efektif dibandingkan hutan darat. Akar-akar mangrove menahan sedimen kaya karbon dan menyimpannya selama ratusan tahun. Ketika mangrove ditebang untuk tambak dan pembangunan pesisir, karbon yang tersimpan ikut dilepaskan ke udara.

Program penanaman mangrove modern menggunakan drone dan pemetaan satelit untuk menentukan lokasi yang paling cocok. Banyak negara kini menjadikan mangrove sebagai garis pertahanan pertama terhadap perubahan iklim.

Lahan Basah sebagai Sistem Filtrasi Alami Bumi

Lahan basah seperti rawa dan danau memiliki fungsi ekologis penting:

menyaring air secara alami,

mengendalikan banjir,

menyediakan habitat bagi ribuan spesies,

menjaga kelembapan mikroklimat lokal.

Ketika lahan basah hilang, risiko banjir meningkat dan kemampuan daerah untuk menyerap karbon menurun drastis.

Solusi Ilmiah untuk Melindungi Ekosistem Basah

Para ilmuwan dan konservasionis mengembangkan berbagai metode seperti:

rewetting untuk mengembalikan air ke gambut kering,

penanaman mangrove berstruktur,

zonasi kawasan pesisir,

pemantauan satelit untuk mendeteksi kerusakan lebih cepat,

carbon farming, yaitu memberi insentif ekonomi pada masyarakat yang menjaga lahan basah.

Strategi ini terbukti meningkatkan kapasitas penyimpanan karbon dan stabilitas ekosistem.

Kesimpulan

Lahan basah, gambut, dan mangrove adalah benteng alami melawan perubahan iklim. Melindungi dan memulihkan ekosistem ini bukan hanya pilihan, melainkan keharusan untuk menjaga masa depan bumi.