Neuromatematika tidak hanya mempelajari hubungan matematika dan otak secara umum, tetapi juga bagaimana otak memproses angka pada level paling dasar. Pemrosesan numerik adalah salah satu kemampuan kognitif fundamental yang dimiliki manusia bahkan sebelum ia belajar matematika formal. Penelitian menunjukkan bahwa otak memiliki mekanisme bawaan untuk mengenali jumlah, memperkirakan besaran, dan memahami hubungan numerik tanpa harus menggunakan simbol angka.

Perspektif Neuromatematika dalam Pemrosesan Numerik

Salah satu konsep inti dalam neuromatematika adalah number sense, yaitu kemampuan alami otak untuk mengenali jumlah benda tanpa berhitung satu per satu. Bayi berusia beberapa bulan sudah mampu membedakan jumlah objek sederhana. Kemampuan ini berasal dari area intraparietal sulcus (IPS) yang berperan sebagai pusat berbasis kuantitas. IPS memungkinkan manusia membandingkan mana lebih banyak, lebih sedikit, lebih besar, atau lebih kecil dengan sangat cepat.

Ketika manusia mulai belajar matematika formal, area otak lain ikut terlibat. Prefrontal cortex membantu memahami langkah-langkah logis dalam operasi matematika, sementara angular gyrus berperan dalam mengenali simbol angka dan asosiasinya. Sinergi antar area otak ini membentuk dasar kemampuan berhitung, aljabar, hingga pemecahan masalah tingkat tinggi.

Neuromatematika juga menjelaskan mengapa beberapa orang lebih cepat memahami angka daripada yang lain. Faktor genetika, pengalaman, dan cara belajar memengaruhi perkembangan jalur saraf numerik. Individu yang sering terpapar permainan logika atau aktivitas yang melibatkan pola cenderung memiliki jalur numerik lebih kuat.

Bidang ini juga penting dalam memahami gangguan belajar seperti dyscalculia

Kondisi ini membuat seseorang kesulitan memahami angka atau operasi dasar matematika meski memiliki kecerdasan normal. Dengan pencitraan otak (brain imaging), ilmuwan dapat melihat perbedaan aktivitas di IPS atau koneksi saraf yang tidak berkembang optimal. Pengetahuan ini membantu guru dan psikolog merancang metode pembelajaran yang lebih adaptif dan efektif.

Menariknya, number sense tidak hanya ditemukan pada manusia, tetapi juga hewan seperti burung dan primata. Kemampuan memperkirakan jumlah membantu mereka bertahan hidup—misalnya ketika mencari makanan atau menentukan keamanan kelompok. Fakta ini semakin memperkuat bahwa pemahaman angka adalah bagian dari evolusi kecerdasan biologis, bukan sekadar penemuan matematika.

Dengan memahami bagaimana otak memproses angka, neuromatematika membantu dunia pendidikan menciptakan pendekatan baru dalam mengajarkan matematika. Pendekatan ini tidak hanya fokus pada simbol, tetapi pada konsep dasar numerik yang sesuai dengan cara otak bekerja.

Neuromatematika membuka wawasan bahwa angka bukan sekadar konstruksi logis, tetapi representasi biologis yang berkembang bersama evolusi otak manusia.